Subscribe

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Rabu, 25 Februari 2009

Paku Didalam Hati Seseorang

Suatu saat ada seseorang pemuda yang bersifat pemarah. Dengan kebiasaannya yang pemarah, akhirnya seorang sahabatnya (ya bisa dikira sahabat setianya mulai dari kecil yang sifatnya boleh dibilang alim alias patuh agama) mencoba untuk memberi nasehat berkali-kali tetapi tidak berhasil atau tidak di gubris. Sahabatnya merasa kesal maka dia memutuskan untuk terakhir kali memberi nasihat kepada dia supaya bisa berubah tidak menjadi pemarah.

Pada suatu kesempatan si sahabatnya memberi sekantong paku kepada temannya si pemarah untuk memakukan paku tersebut pada papan yang berada di belakang rumah mereka berdua. Dan akhirnya kesepakatan pun di setujui oleh mereka berdua.

Hari pertama si pemuda yang pemarah itu sudah memakukan pakunya ke papan sebanyak 25 kali setiap kali dia marah. Lalu secara bertahap dia (si pemarah) merasakan sangat mudah menahan marah daripada memakukan paku ke papan yang berada dirumahnya.

Setelah 30 hari, dimana akhirnya pemuda itu bisa merasa sama sekali bisa mengendalikan marahnya dan tidak cepat kehilangan amarahnya. Lalu dia (si pemarah) memberitahukan kepada si sahabatnya, dan kemudian memberikan usulan gimana kalau setiap kali dia bisa mengendalikan amarahnya maka dicabut pula satu paku di papan tersebut. Dan akhirnya kesepakatan pun disetujui oleh sahabatnya yang taat agama tersebut.

Hari-hari berlalu dan pemuda (si pemarah) itupun akhirnya memberitahu kepada sahabatnya bahwa semua paku telah tercabut semua olehnya. Lalu mereka berdua berjalan ke belakang rumahnya untuk melihat papan yang sudah tercabut pakunya. Lalu si sahabatnya berkata; hmm, kamu telah berhasil dengan baik hai sahabatku, tapi lihatlah lubang-lubang yang ada dipapan ini. Papan ini tidak akan bisa seperti yang sebelumnya (yang bersih tanpa adanya lubang). "Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas kemarahan kamu didalam hati mereka yang kamu marahi. " Seperti papan ini yang terlubang oleh paku yang kamu tancapkan dipapan ini.

"Kita sebagai manusia mungkin bisa menancapkan paku (amarah) pada setiap orang. Lalu mencabut kembali paku tersebut (minta maaf) pada setiap orang yang kita marahi. Tetapi apakah kamu mengerti kalau paku itu hilang didalam hati mereka?

"Sesungguhnya amarah itu hampir sama dengan luka fisik yang membekas dalam kulit kita apabila kita terluka."

Artikel Yang Berhubungan...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar